endidikan Karakter yang Terintegrasi dalam Wayang Kulit dengan Lakon Puspito Manik

Tri Ratna Herawati, Prodi Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia FKIP UPY endidikan Karakter yang Terintegrasi dalam Wayang Kulit dengan Lakon Puspito Manik. endidikan Karakter yang Terintegrasi dalam Wayang Kulit dengan Lakon Puspito Manik. pp. 1-12.

[img] Text
Artikel - Tri Ratna Herawati.pdf

Download (208kB)

Abstract

Tujuan yang ingin dicapai dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui: 1) Karakter yang terkandung dalam wayang kulit lakok Puspito Manik, serta 2) Integrasi pendidikan karakter di dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia di sekolah menengah menggunakan wayang kulit. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif kualitatif. Subyek penelitian adalah wayang kulit lakon Puspito Manik, sedangkan subyek penilaian adalah pendidikan karakter yang terintegrasi di dalam pemaparan wayang kulit tersebut. Untuk mendapatkan data yang diinginkan, diperlukan beberapa perangkat yang berupa instrumen penelitian. Instrumen yang dimaksud meliputi lembar observasi, dan lembar wawancara. Hasil penelitian menunjukan bahwa wayang kulit berperan sebagai tontonan, sekaligus tuntunan. Tontonan karena wayang kulit dapat dinikmati oleh seluruh lapisan masyarakat, sedangkan tuntunan karena mengandung pesan moral yang disampaikan oleh seorang dalang yang terkait dengan perilaku bermasyarakat, termasuk berbangsa dan bernegara bahkan juga terkait dengan bela negara. Seluruh nilai karakter yang meliputi: 1) religius, 2) jujur, 3) toleransi, 4) disiplin, 5) kerja keras, 6) kreatif, 7) mandiri, 8) demokratis, 9) rasa ingin tahu, 10) semangat kebangsaan, 11) cinta tanah air, 12) menghargai prestasi, 13) bersahabat/komunikatif, 14) cinta damai, 15) gemar membaca, 16) peduli lingkungan, 17) peduli sosial, serta 18) tanggung jawab terkandung di dalam wayang kulit dengan Lakon Puspito Manik yang diperankan oleh masing-masing tokoh yang berbeda. Sebagai produk yang adiluhung yang berasal dari nenek moyang dapat diintegrasikan di dalam pendidikan formal di Sekolah Menengah Pertama yang ada di Daerah Istimewa Yogyakarta yang merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki aturan keistimewaan, khusus untuk Yogyakarta terkait dengan keistimewaan dari sisi seni dan budayanya.observasi digunakan untuk menganalisis isi dari wayang kulit lakok Puspito Manik, sedangkan lembar wawancara digunakan untuk mewawancarai dalang yang kompeten. Kata Kunci: wayang kulit, karakter, integrasi, lakon

Item Type: Article
Subjects: Pendidikan
Bahasa
Bahasa > Bahasa Indonesia
Kesenian
Divisions: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: Mrs. Tri Ratna Herawati, M.Pd.
Date Deposited: 19 Feb 2024 00:51
Last Modified: 19 Feb 2024 00:51
URI: http://repository.upy.ac.id/id/eprint/10025

Actions (login required)

View Item View Item