MARIA DEWIANA SURYAWATI, 13144300050 (2017) KONTRADIKSI TUNTUTAN MAS KAWIN “BELIS” DITINJAU DARI HUKUM ADAT DAN SOSIAL EKONOMI DI DESA LANTE,KECAMATAN REOK BARAT, KABUPATEN MANGGARAI TENGAH TAHUN 2017. Prodi PPKn Universitas PGRI Yogyakarta.
|
Text
Artikel.pdf Download (490kB) | Preview |
Abstract
Penelitian ini bertujuan untuk 1).Mendeskripsikan tentang Kontradiksi tuntutan Mas Kawin “belis” ditinjau dari Hukum Adat di Desa Lante, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai Tengah. 2). Mendeskripsikan tentang Kontradiksi tuntutan Mas Kawin “belis” ditinjau dari Sosial Ekonomi di Desa Lante, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai Tengah Penelitian kualitatif digunakan sebagai pendekatan studi Penelitianini, Penelitian kualitatif merupakan penelitian yang bersifat deskriptif. Data dikumpulkan melalui tiga teknik, yaitu observasi, wawancara dan dokumentasi dengan melibatkan sepuluh(10) orang Ketua Adat (1 orang), Kepala Desa(1orang), Tokoh masyarakat(2 orang),pasangan Belis Bidan(2 0rang), Pasangan Belis Guru(2 orang), Pasangan Belis SMA(2 orang). Keabsahan data ditentukan dengan cara: Triangulasi dengan sumber berarti membandingkan dan mengecek balik derajat kepercayaan suatu informasi yang diperoleh melalui wawancara, observasi, dan dokumentasi yang berbeda. Analisis data yang digunakan Alur analisis mengikuti model analisis interaktif dilakukan dengan empat tahap, yaitu: 1) pengumpilan data; 2) reduksi data; 3) penyajian data; 4) penarikan kesimpulan. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa 1). Kontradiksi Tuntutan Mas Kawin “Belis” ditinjau dari Hukum Adat di Desa Lante, Kecamatan Reok Barat, Kabupaten Manggarai tengah bahwa Belis bagi orang manggarai merupakan suatu yang wajib hukumnya dilakukan atau dilaksanakan oleh kedua keluarga mempelai, meskipun hukum atau peraturan belis ini tidak tertulis akan tetapi sifatnya mengikat seluruh lapisan masyarakat manggarai termasuk Desa Lante. 2). Kontradiksi Tuntutan Mas Kawin “Belis” ditinjau dari sosial Ekonomi di Desa Lante, Kecamatan Reok, Kabupaten Manggarai Tengah bahwa belis mempengaruhi status sosial ekonomi di dalam masyarakat, calon mempelai lakilaki harus membawa mas kawin atau belis kepada calon mempelai wanita berupa uang dan hewan bila ingin disetujui oleh pihak keluarga perempuan.
Item Type: | Article |
---|---|
Uncontrolled Keywords: | Mas Kawin “Belis”, Hukum Adat, Sosial Ekonomi |
Subjects: | Hukum > Hukum Adat Sosial > Adat Istiadat dan Kebiasaan, Etika, Sopan santun |
Divisions: | Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan |
Depositing User: | Mr. Nugroho |
Date Deposited: | 21 Nov 2017 03:44 |
Last Modified: | 21 Nov 2017 03:44 |
URI: | http://repository.upy.ac.id/id/eprint/1627 |
Actions (login required)
View Item |