BERITA BOHONG DI MEDIA SOSIAL PADA MASA PEMILU CAPRES DAN CAWAPRES 2019 SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN KARAKTERISTIK BAHASA JURNALISTIK

Yoannes Arief Prakoso, PBSI (2019) BERITA BOHONG DI MEDIA SOSIAL PADA MASA PEMILU CAPRES DAN CAWAPRES 2019 SEBAGAI BENTUK PELANGGARAN KARAKTERISTIK BAHASA JURNALISTIK. PBSI, Universitas PGRI Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
ARTIKEL-YOANNES-ARIEF-PRAKOSO.pdf

Download (252kB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan untuk 1) mengetahui penggunaan bahasa jurnalistik pada berita bohong, 2) mendeskripsikan ketidaksesuaian karakteristik bahasa jurnalistik yang terdapat pada berita bohong, dan 3) mendeskripsikan cara menganalisis berita bohong dari tinjauan karakteristik bahasa jurnalistik. Penelitian ini mengenai pelanggaran karakteristik bahasa jurnalistik pada berita bohong selama masa tenang kampanye sampai hari pencoblosan pemilu presiden. Termasuk dalam penelitian deskriptif kualitatif, berisi gambaran mengenai pelanggaran karakteristik bahasa jurnalistik yang terdapat pada berita bohong yang diperoleh dari berbagai media sosial. Data penelitian ini berupa narasi dari tangkapan layar yang mengandung pelanggaran bahasa jurnalistik. Menggunakan dua metode pengumpulan data dengan subjek peneliti itu sendiri, yang pertama metode penelususran online, dengan cara melakukan penelusuran data melalui media online yang dapat dipertanggungjawabkan secara akademis. Kedua, metode observasi, dengan cara melakukan penelitian secara teliti, serta pencatatan sistematis. Hasil penelitian menyimpulkan bahwa 1) dari 17 berita bohong, pelanggaran karakteristik bahasa jurnalistik yang terbanyak terdapat pada kaidah dan etika bahasa baku yakni 40 pelanggaran, karakteristik jelas terdapat 10 pelanggaran, karakterstik padat terdapat 9 pelanggaran, karakteristik jernih terdapat 6 pelanggaran, karakteristik singkat terdapat 5 pelanggaran, karakteristik sederhana terdapat 4 pelanggaran, karakteristik lugas terdapat 4 pelanggaran, karakteristik kalimat aktif terdapat 4 pelanggaran, karakteristik menarik terdapat 2 pelanggaran, karaktersitik demokratis terdapat 2 pelanggaran, karaktersitik menghindari kata atau istilah teknis terdapat 2 pelanggaran. Dari sini juga dapat dilihat, bahwa 2) untuk mengetahui informasi benar atau bohong, yang paling mudah dapat dilihat dari kaidah dan etika bahasa. Semua informasi bohong tidak terdapat pada media arus utama, serta menggunakan bahasa nirbaku sehingga 3) untuk menganalisis suatu berita yang paling mudah adalah pada penulisan dan mengecek di media arus utama.

Item Type: Article
Uncontrolled Keywords: Berita bohong, media sosial, karakteristik bahasa jurnalistik
Subjects: Bahasa > Bahasa Indonesia
Divisions: Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan > Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia
Depositing User: Mr. Nugroho
Date Deposited: 17 Mar 2022 01:48
Last Modified: 17 Mar 2022 01:48
URI: http://repository.upy.ac.id/id/eprint/3404

Actions (login required)

View Item View Item