PENGGUNAAN FRONT FACE KARAKTER KUCING TOM PADA GAMES MY TALKING TOM UNTUK MEMPERMUDAH PEMBELAJARAN MAHASISWA DI KELAS DALAM MENGANALISIS RASIO KEUANGAN PERUSAHAAN (Studi Kasus pada Mahasiswa Prodi Akuntansi Universitas PGRI Yogyakarta) Oleh : Ratna Purnama Sari Universitas PGRI Yogyakarta, Jl. PGRI I No 117 Sonosewu, Yogyakarta Email : ratna.purnama09@gmail.com Abstract Accounting information is represented in the usual financial ratios presented in the form of numbers. The numbers is what will be used as a basis for decision-making users. Users of accounting information divided into two parts, namely internal and external users. Undergraduate students in accounting department of an early embryo users of accounting information both internally and externally. After completing undergraduate education, they are expected to work an auditor, financial analysts, tax consultants, managers and directors of the company. Therefore, students are required to be able to understand and analyze the accounting information in good financial ratios. The use of complex tables and mathematical calculations that produce the numbers sometimes still confuse students to analyze it. The use of schematic faces form the front face of a cartoon character in the games is expected to be more attractive and assist students in learning. In addition, indirectly the students more enthusiastic about learning to analyze using media cartoon characters in games, than when treated to tables and figures. This study aimed to compare the efficiency and effectiveness of the accounting department of undergraduate students in reading condition of a company using the front face of a cartoon character when compared to using conventional methods This research was conducted by survey method using a questionnaire that filled by 86 students of sixth semester accounting majority PGRI University of Yogyakarta. Students are asked to analyze the condition of a particular company either by conventional methods or by graphic media. By using paired sample t test, resulted that analyzing acconting information especially financial ratio in front face method is more efficient but not more effective than conventional method. Keywords: accounting information, front face, efficiency & effectiveness PENDAHULUAN Akuntansi dapat dipahami dari tiga sudut pandang, yakni sebagai kegiatan jasa, bidang studi dan proses (Giri, 2012). Sebagai kegiatan jasa, akuntansi merupakan kegiatan jasa penyediaan informasi (kuantitatif dan kualitatif) mengenai unit-unit usaha ekonomi, terutama yang bersifat keuangan yang bermanfaat dalam pengambilan keputusan ekonomi. Sebagai bidang studi, akuntansi merupakan seperangkat pengetahuan yang mempelajari perekayasaan penyediaan jasa berupa informasi keuangan kuantitatif suatu unit organisasi dan cara penyampaian (pelaporan) informasi tersebut kepada pihak yang berkepentingan untuk dijadikan dasar pengambilan keputusan ekonomi. Sebagai suatu proses, akuntansi merupakan proses pengidentifikasian, pengukuran, pencatatan, pengklasifikasian, penguraian, peringkasan dan pengkomunikasian informasi keuangan tentang aktivitas suatu entitas bisnis kepada pihak-pihak yang berkepentingan. Berdasar tiga sudut pandang tersebut, dapat disimpulkan bahwa output dari akuntansi adalah menyediakan informasi akuntansi kepada pihak-pihak yang berkepentingan yang berguna sebagai dasar pengambilan keputusan. Pihak yang berkepentingan menggunakan informasi akuntansi bisa merupakan pihak luar perusahaan atau pihak internal perusahaan sendiri. Pihak yang memiliki latar belakang pendidikan dan pengalaman di bidang akuntansi, baik eksternal maupun internal perusahaan, harus mampu untuk membuat analisis dan interpretasi atas informasi akuntansi yang terdapat dalam laporan keuangan. Mahasiswa Program Studi Akuntansi Universitas PGRI Yogyakarta dipersiapkan untuk dapat memenuhi tuntutan kebutuhan akan analis dan konsultan dalam bidang akuntansi. Konsekuensinya adalah mahasiswa harus dapat menguasai teknik analisis laporan keuangan agar dapat menyampaikan informasi akuntansi kepada pihak lain yang membutuhkan, karena pihak lain tersebut bisa jadi merupakan pihak yang tidak memiliki pengetahuan dasar sama sekali di bidang akuntansi. Realisasi yang ada di lapangan selama ini, mahasiswa akuntansi masih sering merasa kesulitan dalam mempelajari analisis laporan keuangan apalagi membaca rasio perusahaan. Salah satu penyebabnya adalah laporan dan rasio keuangan disajikan dalam format konvensional, yakni dengan menggunakan tabel-tabel kompleks maupun angka. Bentuk penyajian informasi akuntansi dengan menggunakan tabel yang kompleks maupun angka-angka tidak memfasilitasi pengintegrasian hal-hal yang dianggap sebagai kunci suatu rekening dan format yang memiliki banyak kolom bersegmen mengindikasikan aspek-aspek performa yang terpisah-pisah, bukan merupakan suatu evaluasi yang menyeluruh (Febrianto dan Rafdinal, 2006). Sehingga diperlukan cara penyajian informasi akuntansi yang dapat menampilkan beberapa dimensi sekaligus dalam sebuah format yang dapat diterima. Format yang dapat memenuhi kebutuhan tersebut adalah format gambar (Oktafiyani, 2013). Beberapa pendekatan yang spesifik telah digunakan untuk menginterpretasikan laporan keuangan dan rasio keuangan. Wajah skematik Chernoff (1971) misalnya, digunakan dalam beberapa penelitian terdahulu untuk menggambarkan rasio keuangan. Menggunakan skema tersebut, responden lebih cepat memproses pengambilan keputusan dibandingkan jika mereka diberikan informasi berupa tabel dan angka (Febrianto dan Rafdinal, 2006). Selain itu, dengan menggunakan wajah skematik, kesalahan responden dalam menentukan kondisi suatu perusahaan lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan rasio keuangan dan laporan keuangan yang berbentuk angka (Suryaningrum, et.al.,2005). Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan pengujian kembali penelitian yang sudah pernah ada dengan menggunakan responden mahasiswa akuntansi Universitas PGRI Yogyakarta serta dengan menggunakan front face karakter yang berbeda. Harapannya, penelitian ini mampu menguji seberapa cepat dan seberapa tepat informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk grafis dapat diinterpretasikan oleh mahasiswa. Seberapa cepat berhubungan dengan tingkat efisiensi, sedangkan seberapa tepat berhubungan dengan tingkat efektivitas. Semakin cepat dan semakin tepat hasil yang diberikan oleh responden nantinya akan membuktikan bahwa penggunaan wajah skematik mampu menjadi alternatif solusi mahasiswa akuntansi untuk mengatasi kesulitan interpretasi dalam pembelajaran teknik analisis laporan keuangan di dalam kelas. Berdasarkan hal tersebut, perlu dilakukan pengujian kembali penelitian yang sudah pernah ada dengan menggunakan responden mahasiswa akuntansi Universitas PGRI Yogyakarta serta dengan menggunakan front face karakter yang berbeda. Harapannya, penelitian ini mampu menguji seberapa cepat dan seberapa tepat informasi akuntansi yang disajikan dalam bentuk grafis dapat diinterpretasikan oleh mahasiswa. Seberapa cepat berhubungan dengan tingkat efisiensi, sedangkan seberapa tepat berhubungan dengan tingkat efektivitas. Semakin cepat dan semakin tepat hasil yang diberikan oleh responden nantinya akan membuktikan bahwa penggunaan wajah skematik mampu menjadi alternatif solusi mahasiswa akuntansi untuk mengatasi kesulitan interpretasi dalam pembelajaran teknik analisis laporan keuangan di dalam kelas. KAJIAN TEORI 1. Informasi Akuntansi Menurut Harahap (2006), informasi akuntansi merupakan informasi kuantitatif mengenai entitas ekonomi yang berguna bagi pengambilan keputusan ekonomi untuk menentukan pilihan-pilihan diantara alternatif tindakan yang ada. Informasi akuntansi tersebut menjadi berguna jika dapat dikomunikasikan dengan baik kepada para penggunanya. Relevansi dan reliabilitas merupakan dua hal yang membuat informasi akuntansi berguna dalam pengambilan keputusan (Kartadjumena, et.al., 2011). Relevansi merupakan kapasitas informasi yang membedakan proses pengambilan keputusan para penggunanya. Sedangkan reliabilitas merupakan kualitas untuk meyakinkan bahwa suatu informasi tidak salah dalam merepresentasikan suatu hal yang penting. Para pengguna informasi akuntansi tersebut, selain berbeda tingkat pemahamannya, juga memiliki tingkat kebutuhan informasi yang berbeda. Penyajian informasi akuntansi dalam model konvensional seharusnya mampu dipahami oleh pengguna yang memiliki latar belakang pendidikan akuntansi. Penyajian dengan model konvensional dirasa masih belum sepenuhnya menjangkau pengguna dengan tingkat pemahaman ilmu akuntansi moderat ke bawah. Suatu alternatif penyajian yang lebih jelas dan lebih efektif perlu dibuat untuk memotivasi pengguna menganalisis suatu informasi akuntansi (Smith, et al., 2002). 2. Rasio Keuangan Menurut Munawir (2007), untuk menganalisis perusahaan, terdapat tiga faktor utama yang wajib diperhatikan oleh para analis, yakni : a. Likuiditas Menunjukkan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya yang harus segera dipenuhi. Perusahaan dikatakan likuid jika mampu memenuhi kewajibannya tepat waktu. b. Solvabilitas Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban keuangannya apabila perusahaan tersebut dilikuidasi, baik untuk kewajiban lancar maupun jangka panjang. Perusahaan dikatakan solvable jika perusahaan memiliki asset yang cukup untuk membayar semua utang-utangnya. c. Rentabilitas atau profitabilitas Menunjukkan kemampuan perusahaan untuk menghasilkan laba selama periode tertentu. Rentabilitas perusahaan dapat dicari dengan membandingkan antara laba yang diperoleh dalam suatu periode dengan jumlah asset atau modal. Rentabilitas sering digunakan untuk mengukur efisiensi penggunaan modal. Berapapun besarnya likuiditas atau solvabilitas perusahaan, jika perusahaan tidak mampu menggunakan modalnya secara efisien atau tidak mampu memperoleh laba yang besar, maka perusahaan pada akhirnya akan mengalami kesulitasn keuangan dalam mengembalikan utang- utangnya. Perusahaan sehat dan tidak sehat diidentifikasi dengan rasio likuiditas, solvabilitas dan rentabilitas yang memiliki kriteria : 1. Sehat sekali 2. Sehat 3. Kurang sehat 4. Tidak sehat 3. Front Face Berbeda dengan metode konvensional yang mengamati kondisi kesehatan perusahaan dengan membaca angka dalam analisis rasio, kondisi kesehatan perusahaan dapat dibaca dengan front face wajah skematik. Hasil analisis dengan front face sesuai dengan Oktafiyani (2013) yang menggunakan tokoh kartun DORAEMON akan menunjukkan : a) Likuiditas Likuiditas ditunjukkan bentuk mulut dan panjangnya. Perusahaan yang sehat ditunjukkan dengan bentuk mulut yang melengkung ke arah atas sedangkan perusahaan yang tidak sehat ditunjukkan dengan mulut yang melengkung ke arah bawah. Semakin sehat/tidak sehat perusahaan, semakin panjang/pendek garis mulutnya b) Solvabilitas Perusahaan dengan kondisi solvabilitas yang baik digambarkan dengan kumis yang miring ke atas sedangkan perusahaan dengan kondisi solvabilitas yang buruk digambarkan dengan kumis yang miring ke bawah. Semakin baik atau buruk kondisi perusahaan, semakin panjang atau pendek panjang kumisnya c) Profitabilitas Perusahaan dengan profitabilitas yang baik memiliki ukuran bijih mata yang besar sedangkan perusahaan dengan profitabilitas buruk memiliki ukuran bijih mata yang kecil Hal yang membedakan dari penelitian ini adalah tokoh kartun yang digunakan. Jika sebelumnya menggunakan tokoh kartun DORAEMON, maka penelitian kali ini menggunakan tokoh TOM pada permainan MY TALKING TOM yang marak diunduh pada gadget Android. Sedikit berbeda dengan DORAEMON, yang dapat dibaca dari tokoh TOM adalah : a) Likuiditas, digambarkan dengan mulut. Mulut yang terbuka lebar menandakan perusahaan berada dalam kondisi sangat sehat, mulut yang tersenyum berarti sehat, mulut yang tertutup rapat dan bergaris datar berarti kurang sehat dan mulut yang tertutup rapat dan melengkung ke bawah berarti tidak sehat. b) Solvabilitas, digambarkan dengan telinga. Telinga yang terbuka lebar dan mengarah ke atas berarti perusahaan berada dalam kondisi sangat sehat, telinga yang mengarah ke atas tetapi tidak terbuka lebar berarti sehat, telinga yang mengarah ke bawah dan terbuka lebar berarti kurang sehat dan telinga yang mengarah ke bawah dan tertutup berarti tidak sehat. c) Profitabilitas, digambarkan dengan mata. Mata yang bulat, terbuka lebar dan berbinar- binar menunjukkan kondisi perusahaan yang sangat sehat. Mata yang bulat, terbuka namun tidak berbinar-binar menandakan kondisi sehat. Mata yang bulat, redup dan arah pandangan ke bawah menunjukkan kondisi yang kurang sehat. Mata yang separuh terbuka, kuyu dan arah pandangan ke bawah menunjukkan kondisi yang tidak sehat. Jika dibandingkan dengan informasi tradisional dalam bentuk tabel angka dan dalam bentuk rasio keuangan, ekspresi wajah akan lebih cepat dikenali dan memiliki tingkat kesalahan prediksi yang kecil (Febrianto dan Rafdinal, 2006). Hal tersebut dapat teramati dari angka efisiensi dan efektivitas. Menurut Suryaningrum, et al., (2005), efisiensi dapat dihitung dengan mengukur selisih waktu antara jam pekerjaan dimulai dengan jam ketika pekerjaan diselesaikan dalam pengklasifikasian suatu kondisi perusahaan menggunakan rasio keuangan maupun gambar kartun. Sedangkan menurut Kartadjumena, et al., (2011), efektivitas dapat dilihat dari seberapa besar kekeliruan dalam mengelompokkan perusahaan sesuai dengan kondisinya. Berdasar teori diatas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah : H1 : Terdapat perbedaan tingkat efisiensi pemrosesan informasi akuntansi antara metode konvensional dengan menggunakan front face karakter kucing TOM H2 : Terdapat perbedaan tingkat efektivitas pemrosesan informasi akuntansi antara metode konvensional dengan menggunakan front face karakter kucing TOM METODE PENELITIAN Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret 2016 saat masa perkuliahan semester genap 2015/2016. Penelitian dilaksanakan di dalam ruang kelas dengan menggunakan instrumen kuesioner yang sudah disiapkan oleh peneliti. Terlebih dahulu peneliti memaparkan petunjuk pengisian kuesioner. Subjek dari penelitian ini adalah mahasiswa program studi akuntansi semester VI Universitas PGRI Yogyakarta. Pengambilan sampel tersebut dengan mempertimbangkan alasan bahwa mahasiswa yang dimaksud sudah mengambil mata kuliah Manajemen Keuangan I dan II serta Akuntansi Keuangan Menengah I dan II. Kedua mata kuliah tersebut diambil sebagai bahan pertimbangan karena unsur- unsur yang akan diteliti, yakni rasio- rasio keuangan yang telah dipelajari dalam dua mata kuliah tersebut. Variabel yang diamati dalam penelitian ini ada dua, yakni tingkat efisiensi dan tingkat efektivitas . Suryaningrum (2005) menyatakan bahwa efisiensi merupakan jumlah waktu yang dibutuhkan oleh subjek untuk menyelesaikan masing-masing kasus yang diberikan. Tingkat efisiensi dihitung hingga satuan detik (Febrianto dan Rafdinal, 2006). Sedangkan tingkat efektivitas dilihat dari seberapa besar kekeliruan dalam mengelompokkan perusahaan sesuai dengan kondisinya (sehat atau tidak sehat). HASIL ANALISIS DATA Kuesioner yang digunakan dalam penelitian ini disebar sebanyak 86 buah dengan tingkat pengembalian 100%. Terdapat 1 buah kuesioner yang rusak sehingga yang dapat digunakan dalam penelitian ini hanyalah 85 buah. 1. Uji Kualitas Data tabel uji korelasi.jpg tabel hasil uji beda.jpg Uji kualitas data dilakukan dengan melihat nilai korelasi yang ada. Berikut merupakan nilai korelasi berdasar tabel 1 berikut Berdasar tabel 1 diatas untuk pasangan efisien konvensional dan efisien front face memiliki nilai korelasi 0,349 dan signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi <0,05, hal ini berarti variabel efisiensi dengan metode konvensional dan metode front face berhubungan secara nyata. Begitu juga dengan pasangan efektivitas konvensional dan efektivitas front face yang memiliki nilai korelasi 0,348 dan tingkat signifikansi 0,000. Karena nilai signifikansi <0,05, hal ini berarti variabel efektivitas dengan metode konvensional dan metode front face berhubungan secara nyata. 2. Uji Beda Uji Beda dilakukan dengan Paired Sample T-test. Metode ini dipilih karena ingin mengetahui perbedaan mean antara dua sample yang sama, yakni sample yang menggunakan metode konvensional dengan sample yang menggunakan metode front face baik dari untuk mengetahui perbedaan dari segi efisiensi maupun efektivitasnya. Hasil uji beda dijabarkan pada tabel 2 berikut Berdasarkan tabel 2 diatas dari segi efisiensi waktu, dapat dilihat bahwa dengan menggunakan metode konvensional, rata-rata responden membutuhkan waktu sekitar 47 detik untuk menjawab seluruh pertanyaan yang diberikan. Sedangkan dengan menggunakan metode front face, rata-rata responden membutuhkan waktu sekitar 42 detik. Kesimpulan yang diperoleh adalah dalam menganalisis rasio keuangan perusahaan dengan menggunakan metode front face ternyata membutuhkan waktu yang lebih sedikit dibandingkan dengan menggunakan metode tabel paired t test.jpg konvensional. Sementara itu, dari segi efektivitas, dapat dilihat bahwa dengan menggunakan metode konvensional, rata-rata responden dapat menjawab 3 pertanyaan dengan benar dari 4 pertanyaan yang diajukan. Sedangkan dengan metode front face, rata-rata responden juga mampu menjawab dengan benar 3 pertanyaan dari 4 pertanyaan yang diajukan. Dapat disimpulkan bahwa baik menggunakan metode konvensional maupun metode front face menunjukkan kinerja yang sama dalam menganalisis rasio keuangan perusahaan. Dua hasil diatas dapat digunakan untuk memperkuat pengujian hipotesis. 3. Uji Hipotesis Uji hipotesis dilakukan dengan membandingkan angka signifikansi dengan angka probabilitas. Angka probabilitas yang digunakan adalah 0,05. Hipotesis didukung jika angka signifikansi lebih kecil dibandingkan dengan angka probabilitas. Angka signifikansi diperoleh dari hasil uji paired t test. Tabel 3 dibawah ini menggambarkan hasil uji paired t test. Berdasarkan tabel 3 diatas, untuk pasangan pertama, yaitu efisiensi metode konvensional dengan metode front face menunjukkan angka mean 5,2. Dapat disimpulkan bahwa selisih rata- rata waktu yang diperlukan oleh responden dalam menjawab pertanyaan antara metode konvensional dengan metode front face sebesar 5,2 detik. Angka signifikansi sebesar 0,002 < dari angka probabilitas 0,05 menunjukkan bahwa hipotesis pertama didukung. Untuk pasangan yang kedua, yakni efektivitas metode konvensional dengan metode front face menunjukkan angka mean 0,135. Hal ini menunjukkan bahwa selisih pertanyaan yang dapat dijawab dengan benar oleh responden antara metode konvensional dengan metode front face adalah 0,135. Angka signifikansi sebesar 0,105 > angka probabilitas 0,05 menunjukkan bahwa hipotesis kedua tidak terdukung. PEMBAHASAN Hasil pengujian statistik untuk hipotesis pertama menunjukkan bahwa terdapat perbedaan tingkat efisiensi pemrosesan informasi antara metode konvensional dengan metode front face. Hal ini dibuktikan dengan angka signifikansi 0,002 yang lebih kecil dibandingkan dengan angka probabilitas. Perbedaan tingkat efisiensi ditunjukkan dengan total waktu yang diperlukan untuk menjawab pertanyaan. Dari hasil uji statistik, terlihat bahwa menggunakan metode front face ternyata lebih efisien jika dibandingkan dengan metode konvensional dalam menganalisis rasio keuangan perusahaan. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Smith, et al., (2002) serta Febriyanto dan Rafdinal (2006) yang menyatakan bahwa informasi akuntansi diproses secara cepat jika menggunakan wajah skematik daripada menggunakan metode tradisional / tabel angka. Hasil pengujian statistik untuk hipotesis kedua menunjukkan bahwa tidak terdapat perbedaan tingkat efektivitas pemrosesan informasi antara metode konvensional dengan metode front face. Hal ini dibuktikan dengan angka signifikansi 0,105 yang lebih besar dibandingkan dengan angka probabilitas. Tingkat efektivitas ditunjukkan dengan total jawaban benar yang diberikan responden. Dari hasil uji statistik, terlihat bahwa menggunakan metode front face ternyata tidak lebih efektif jika dibandingkan dengan metode konvensional dalam menganalisis rasio keuangan perusahaan. Hasil penelitian ini tidak mendukung hasil penelitian sebelumnya yang dilakukan oleh Suryaningrum, et al., (2005) serta Kartadjumena, et al.,(2011) yang menyatakan bahwa informasi akuntansi diproses secara efektif jika menggunakan wajah skematik daripada menggunakan metode tradisional / tabel angka. Hal tersebut bisa terjadi karena responden merasa selama ini tidak menemui kesulitan dalam menganalisis rasio menggunakan metode tabel/angka/konvensional. Ketika dikenalkan dengan metode front face yang seharusnya lebih mudah dipahami, respon responden juga menunjukkan hasil yang sama sehingga hasil yang ditunjukkan juga tidak mengalami perbedaan. Baik dengan metode konvensional maupun metode front face tidak menunjukkan perbedaan tingkat efektivitas dalam menjawab. Hal ini sesuai dengan penelitian Oktaviyani (2013) yang menyatakan bahwa penggunaan gambar kartun diproses lebih cepat daripada metode lain tetapi tidak lebih efektif dibandingkan dengan rasio keuangan. KESIMPULAN Berdasarkan hasil analisis dan pembahasan, dapat disimpulkan bahwa penelitian ini telah menguji secara empiris penyajian informasi akuntansi berupa analisis rasio keuangan antara metode konvensional dengan metode front face. Hasil menunjukkan bahwa analisis informasi akuntansi berupa rasio keuangan dengan metode front face ternyata lebih efisien tetapi tidak lebih efektif dilakukan bila dibandingkan dengan metode konvensional (angka). SARAN Saran yang dapat dilakukan pada penelitian selanjutnya adalah : 1. Membedakan jenis sampel (bisa berdasar jenis kelamin, bisa berdasarkan kelas) 2. Menambahkan satu dugaan lainnya, yakni meneliti adanya perbedaan tingkat efisiensi dan efektivitas yang dilakukan secara bersamaan, sehingga didapatkan hasil tidak hanya cepat tetapi juga tepat 3. Mempertimbangkan tipe kesalahan (Mengerucutkan ke dalam tipe-tipe kesalahan, yakni membagi menjadi kesalahan tipe I dan kesalahan tipe II) karena dalam penelitian ini tidak memperhitungkan apa tipe kesalahannya, hanya menghitung berapa jumlah yang benar saja DAFTAR PUSTAKA Chernoff, H. 1971. The Use of Faces to Represent Points in Dimensional Space Graphically. Technical Report No 71. Department of Statistics, Stanford University. Febrianto, R., dan Rafdinal. 2006. “Peningkatan Komunikasi Informasi Akuntansi Menggunakan Gambar Kartun”. Jurnal Akuntansi dan Keuangan Indonesia Vol 3 (1) : 127 – 141. Giri, E.F. 2012. Akuntansi Keuangan Menengah I Perspektif IFRS. Yogyakarta : UPP STIM YKPN. Harahap dan Syafri, S. 2006. Critical Analysis of Financial Statements. Jakarta : Raja Grafindo Persada. Kartadjumena, E., Jayanti, D., dan Hadi, D.A. 2011. The Use of Schematic Faces as An Alternative Communication Format In Sending Accounting Information (An Experimental Study on High School and Accounting Department Students). http://ssrn.com/abstract=1867804, (diunduh pada 23 Maret 2015). Munawir, S. 2007. Analisa Laporan Keuangan Edisi Keempat. Yogyakarta : Liberty Press. Oktafiyani, Melati. 2013. “Gambar Kartun Sebagai Suatu Alternatif Komunikasi Informasi Akuntansi”. Media Ekonomi dan Teknologi Informasi Vol 21 (1) : 60 – 75. Smith, M., Taffler, R., dan White, L. 2002. “Cartoon Graphics in the Communication of Accounting Information for Management Decision Making”. JAMAR Vol 1(1) : 31 – 50. Suryaningrum, S., Heriningsih, S., dan Yushanti, L. 2005. Analisis Efisiensi dan Efektivitas Informasi Akuntansi dengan Menggunakan Gambar Kartun. Simposium Nasional Akuntansi VIII, Solo, 15-16 September.