REKONSTRUKSI SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KESENIAN BUNDHENGAN DI DESA MADURETNO, KECAMATAN KALIKAJAR, KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1998-2010 (Suatu Tinjauan Konservasi Budaya Lokal)

Rinto Budi Santosa, 13255140051 (2016) REKONSTRUKSI SEJARAH DAN PERKEMBANGAN KESENIAN BUNDHENGAN DI DESA MADURETNO, KECAMATAN KALIKAJAR, KABUPATEN WONOSOBO TAHUN 1998-2010 (Suatu Tinjauan Konservasi Budaya Lokal). Tesis thesis, Universitas PGRI Yogyakarta.

[img]
Preview
Text
Dokumen 1_hlm. Sampul, Abstrak, Persetujuan...hingga Daftar .pdf

Download (5MB) | Preview
[img] Text
Dokumen BAB II.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (5MB)
[img] Text
Dokumen BAB III.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (5MB)
[img] Text
Dokumen BAB IV.pdf
Restricted to Repository staff only

Download (5MB)
[img]
Preview
Text
Dokumen BAB V dan Daftar Pustaka + Lampiran Penting.pdf

Download (5MB) | Preview

Abstract

Penelitian ini bertujuan (1) mengetahui sejarah kesenian tradisional Bundhengan di Desa Maduretno, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo Tahun 1998-2010, (2) mengetahui bentuk pertunjukan kesenian Bundhengan di Desa Maduretno, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo, dan (3) mengupayakan pelestarian kesenian tradisional Bundhengan di Desa Maduretno, Kecamatan Kalikajar, Kabupaten Wonosobo. Penelitian ini menggunakan metode sejarah, dengan langkah-langkah sebagai berikut: heuristik, verifikasi, interpretasi, dan historiografi. Tempat penelitian dilaksanakan di desa Maduretno, kecamatan Kalikajar, kabupaten Wonosobo. Subjek penelitian ini adalah pelaku, saksi dan instansi terkait yang berhubungan dengan sejarah dan perkembangan kesenian Bundhengan. Hasil penelitian dan Pembahasan adalah: (1) Sejarah kesenian Bundhengan, berawal dari kebiasaan pengembala Bebek, ketika mengusir rasa jemu saat menggembala, secara iseng mereka menempatkan serat ijuk dan batang bambu di Kowangan yang mereka kenakan, tak disangka ternyata menghasilkan bunyi yang mirip dengan suara gamelan walau dengan suara sumbang, karenanya kemudian disebut dengan nama Bundhengan (bunyi sengau). Kesenian Bundhengan pertama diperkenalkan oleh Barnawi, dan kemudian populer di kalangan masyarakat luas untuk mengisi acara hiburan. Namun menginjak tahun 2010, Barnawi meninggal dunia, kesenian Bundhengan mengalami mati suri. (2) Bentuk kesenian Bundhengan, dipentaskan oleh 4 personil, 1 orang sebagai pemain Kowangan (nayogo), 1 orang penyanyi (sinden), dan 2 orang penari Lengger Topeng. Tempat pentas bisa dilakukan didalam atau luar ruangan. Waktu pementasan kesenian Bundhengan ratarata 1-2 jam. (3) Upaya melestarikan kesenian Bundhengan oleh masyarakat dengan mendukung kelompok kesenian Bundhengan “Lengger Punjen” yang baru muncul di tahun 2015 dibawah pimpinan bapak Munir. Sedangkan upaya Pemda Wonosobo dilakukan dengan mengikutsertakan pada acara karnaval, festival, dan undangan pertunjukan di berbagai obyek wisata di Wonosobo, perlindungan hukum terhadap pelestarian Bundhengan dilakukan melalui Undang-undang RI Nomor 19 Tahun 2002, dan Perda Kabupaten Wonosobo No. 2 Tahun 2011, tentang Rencana Tata Ruang Wilayah (RTRW) Tahun 2011-2031.

Item Type: Thesis (Tesis)
Uncontrolled Keywords: Sejarah, Perkembangan, dan Kesenian Bundhengan
Subjects: Sosial > Sosiologi dan Antropologi
Kesenian > Seni Musik > Musik Tradisional Indonesia
Geografi dan Sejarah
Divisions: Pascasarjana > Pendidikan IPS
Depositing User: Nurul Sinto Ambawani
Date Deposited: 18 May 2016 07:48
Last Modified: 18 May 2016 07:48
URI: http://repository.upy.ac.id/id/eprint/692

Actions (login required)

View Item View Item